Sungai Basung meluap, Banjarbaru dikepung Banjir

703

fokusbatulicin.net – Banjir melanda Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Minggu (5/1/2020). Sekitar 100 rumah warga terendam akibat luapan air Sungai Basung yang melintasi wilayah tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan Wahyuddin menyampaikan, ada dua kelurahan yang terdampak banjir di Cempaka, yaitu Kelurahan Cempaka dan Kelurahan Sungai Tiung. Ketinggian air yang merendam rumah warga mencapai 1 meter.

”Di Kelurahan Cempaka ada 14 RT (rukun tetangga) yang terdampak, sedangkan di Kelurahan Sungai Tiung ada 6 RT yang terdampak,” ujar Wahyuddin di lokasi banjir, Minggu (5/1/2020).

Selain merendam rumah warga, banjir juga merendam Jalan Mistar Cokrokusumo, jalan poros yang menghubungkan Kota Banjarbaru dengan Kabupaten Tanah Laut. Jalan tersebut sempat ditutup bagi lalu lintas kendaraan karena ketinggian air lebih dari 50 sentimeter.

Baca Juga  Bupati Tanah Bumbu Zairullah Azhar Menerima Duplikat Bendera Pusaka

Wahyuddin mengatakan, personel dan peralatan sudah dikerahkan ke lokasi banjir untuk membantu korban banjir. Ada 11 perahu karet dari BPBD Kalsel, BPBD Banjarbaru, Kantor SAR Banjarmasin, Taruna Siaga Bencana (Tagana), dan Polri yang diturunkan untuk mengevakuasi warga.

”Jumlah warga yang dievakuasi sekitar 50 orang, terdiri dari anak-anak, lansia, orang sakit, dan ibu yang hendak melahirkan,” katanya.

Sebagian warga memilih bertahan di rumahnya masing-masing. Ada warga yang naik ke loteng rumah, ada pula yang berjaga di depan rumah atau menunggu di pinggir jalan raya. ”Kalau tidak hujan lagi, hari ini juga biasanya surut,” kata Sulaiman (50), warga Kelurahan Cempaka.

Menurut Sulaiman, air Sungai Basung meluap dan merendam rumah warga mulai sekitar pukul 08.30 Wita. Air terus naik hingga pukul 11.00 Wita. Setelah lewat tengah hari, kondisi air cenderung bertahan lalu berangsur-angsur turun.

Baca Juga  Perubahan APBD Tanah Bumbu 2024, Meningkat Capai Rp4,283 triliun

”Air naik karena hujan lebat dari subuh, sekitar pukul 03.00 sampai pagi, sekitar pukul 07.00. Air naiknya cepat, tetapi lambat turunnya,” tuturnya.

Bagi warga di Cempaka, yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari lokasi pendulangan intan, banjir seperti yang terjadi sekarang ini bukanlah sesuatu yang baru. ”Tiap tahun daerah kami langganan banjir. Terakhir banjir parah seperti sekarang pada tahun 2014,” ujarnya.

Wahyuddin meminta warga Cempaka tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan. Jika hujan kembali turun dengan intensitas cukup tinggi dan lama, warga harus segera mematikan aliran listrik dan mengamankan barang-barang elektronik. ”Jangan sampai ada korban yang tersengat listrik,” ucapnya. (kompas.id)