
**MENYIBAK SEDIKIT PESONA MERATUS YANG TERSEMBUNYI**
fokusbatulicin.net – Perjalanan panjang, saat Rombongan Da’wah Majlis Hikmatul Muhibbin lilmusthofa Salallahu Alihiwassalam, Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu menuju Desa Bungin Paringin Kabupaten Balangan terasa begitu singkat saat melewati rimbunnya hutan Kalimantan dari lembah Pegunungan Meratus.
Melintasi kawasan perbukitan dan lembah saat matahari cerah di musim panas kali ini, terasa teduh dengan lebatnya dedaunan hutan hujan basah yang lebat dari batang pokoknya.
Hal menakjubkan lainnya, saat kendaraan melaju disela rimbunya semak belukar di kanan sisi jalan beraspal ini, menyeruak kupu kupu nan indah warna warni seakan menyapa, menghibur disetiap perputaran roda.
Jalan Raya Lintas Pegunungan ini terhitung lebih pendek ditempuh, jika dibandingkan harus melewati kabupaten Tanah laut- Kabupaten Banjar hingga Menuju Kabupaten Hulu Sungai Tengah apalagi harus menambah perjalanan lainnya lagi hingga menuju Kabupaten Balangan.
sebagai perbandingan, jarak tempuh Batulicin-Kabupaten Banjar harus menghabiskan waktu rata rata 5 jam perjalanan, ditambah menuju Kandangan sekitar 4 jam perjalanan, dan menambah perjalanan lagi menuju Paringin hanya berkisar 2 jam berjalanan lebih lambat, dikarenakan banyaknya truk bermuatan syarat yang melewati jalur ini.
akan tetapi, jika kita menempuhnya hanya melewati jalan Batulicin menuju Kandangan, dapat diperoleh waktu 4 jam perjalanan saja, kemudian jika harus menuju Kabupaten Balangan, hanya tinggal menambah 1,5 jam perjalanan. Mengingat, Jalan Gunung lebih singkat dan langsung keluar menuju pertengah Kota “Dodol” ini.
Kembali ke soalan perjalanan, melewati lembah pegunungan meratus, boleh dikata kita akan selalu dimanjakan dengan pemandangan alam membius mata. bahkan tak jarang para pengendara singgah barang sebentar untuk mengabadikan momen saat berada di puncak gunung, dengan merogoh kamera saku atau kamera handphone yang sekarang notabenenya tak kalah cukup canggih dizaman sekarang.
Hal ini, tentunya tidak ketinggalan kru Da’wah Hikmatul Muhibbin, yang berada dibawah Asuhan dan binaan Ayahanda yang mulia AL HAbib Qadri bin Ustman dan Kahodim Majlis Guru Muhammad Fadli bin Munakif, siang itu juga turut memanfaat waktu yang ada dengan berfose dengan latar belakang berupa pegunungan, lembah dan perbukitan tersebut.
“ini Semua Berkah Kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW, Tanpa adanya Nabi Muhammad, Allah tidak akan pernah menciptakan seluruh sekalian alam ini, ini patut kita sykuri karunia yang amat besar dan mulia ini” ucap Guru Fadli Munakif panggilan akrab pengasuh majlis yang Berpusat di Kecamatan Simpang Empat ini.
Sekedar tambahan informasi saja, Gunung Halau-halau, yang merupakan puncak tertinggi dari wilayah pegunungan Meratus, terlihat menjulang gagah membiru di sebelah barat, ini adalah momen menakjubkan saat tiada mendung diatas langit.
Menilik ragam kekayaan budaya lainnya, saat melintasi jalur yang satu ini adalah tatkala setiap melewati kawasan permukiman penduduk, yang mayoritas menggantungkan hidup dari hasil alam mereka, sesekali kitapun akan melihat laki laki membawa buntalan kayu manis, atau susunan makanan ternak yang menjulang diatas kepala mereka untuk dibawa pulang kerumah. hal lainnya, keberagaman suku adat istiadat dan agama kepercayaan mereka, dengan memperhatikan bangunan tempat peribadatan mereka menambah cita rasa perjalanan kali ini.
jika sannya rombongan melecut kendali berangkat dari Batulicin pukul 12:00 siang, maka sekira pukul 15:00 rombongan tiba di Kandangan, dengan mengabulkan hajat shohibul bait salah seorang jamaah Majlis, untuk rouhah dan memberikan Mauizzah Hasanah barang sebentar dan kemudian melanjutkan perjalanan lagi menuju Bungin, maka diperkirakan sekitar pukulĀ 16:30 sore telah sandar di gerbang Pondok Pesantren Riadhul Muhibbin Bungin, sebagai pertanda pegunungan meratus telah kami tinggalkan.
Kini, saatnya seluruh rombongan akan bersiap menghadiri majlis Maulid bersama santri santri pondok Asuhan Guru Saubari, dan mulai mengatur jadwal perjalanan Da’wah selanjutnya untuk ke esokan harinya. (TFB)