Program Percepatan Penurunan Stunting

255

Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu (Pemkab Tanbu) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) menggelar pertemuan percepatan penurunan stunting, Kamis (16/06/2022 ).

Menurut Kepala Dinas P3AP2KB Tanbu, Hj. Narni, pertemuan itu sekaligus membicarakan persiapan penilaian evaluasi Tim Koordinasi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting (KP2S) dan Rencananya akan dilaksanakan pada hari Senin 20 Juni 2022 mendatang.

Juga membahas tentang pelaksanaan evaluasi Aksi 1 s.d 4 yang harus sudah di input ke sistem Kementerian Dalam Negeri tetapi masih belum semua SKPD bisa menyelesaikanya.

“Kami juga mensosialisasikan dan mengenalkan bahwa selain tim TP2S, ada juga tim Audit Stunting. Nanti tim audit stunting ini kita akan membahas secara berkala empat kali setahun,” ungkapnya.

Baca Juga  Tanah Bumbu Bakal Cetak Sawah Rakyat Seluas 2.280 Ha

Status kasus stunting yang ada dari puskesmas, yang merupakan hasil temuan tim pendamping keluarga akan diangkat ke tingkat kabupaten untuk dibahas.

Ia juga mengungkapkan apa penyebab langsung dari pada kasus stunting yang terjadi pada anak-anak. Apalagi bervariasi di suatu daerah dengan karakteristik masalah yang berbeda pula.

Pada kesempatan itu, Narni berharap Ketua TP2S bisa memberi arahan ke masing-masing elemen, serta dukungan bagi tenaga teknis di Puskesmas, sehingga kasus stunting yang berda di wilayah Tanah Bumbu bisa turun sampai 14% sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah untuk tahun 2024.

Baca Juga  Periode Januari-April 2024, Tanah Bumbu Alami 14 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Sementara itu Ketua TP2S yang juga Ketua TP PKK Tanah Bumbu Hj. Wahyu Windarti Zairullah dalam sambutannya mengatakan,
sangat berterimakasih atas usaha keras yang dilakukan TP2S terkait Stunting.

Ia juga menginginkan supaya Tanah bisa menjadi urutan paling tidak kedua, kalau bisa diposisi pertama.

Sebagai info, kasus stunting di Bumi Bersujud termasuk kategori rendah, dengan percepatan penurunanya diurutan ketiga di seluruh wilayah Kalimantan Selatan. (Dwn)