fokusbatulicin.net – Muhammad Fadli Munakif, Selaku Ketua Team Atlit Silat Budaya Nusantara asal Kabupaten Tanah Bumbu, Hanya bisa berucap Alhamdulillah, sebagai ungkapan syukur kehadirat Ilahi Robbi, atas prestasi para pesilat (Atlit) Seni Silat Budaya yang hanya mampu meraih posisi 5 Besar (Juara III Bersama) pada Ajang Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) 2019, di Samarinda (15-18/11) Kalimantan Timur.
Team ke 10 Atlit Silat Budaya Tanah Bumbu Tahun ini diperkuat oleh sejumlah Atlit yang tergabung dari Sekolah Seni Beladiri Satria Muda Nusantara yakni 1. Nur Septiana, Siswi kelas IV, SDN Karang Mulya, Kusan Hulu. 2. Lidya Sufiana, Siswi kelas VIII SMPN 3 Karang Mulya Kusan Hulu. 3. Ibnu Hasim Siswa kelas XI ATP A SMKN 1 Sungai Loban, 4. Zulfikar Mulyawan Siswa Kelas XII MIA 4 SMAN 1 Sungai Loban, 5. Jaka Riya siswa kelas X MIPA SMAN 1 Kiranji, dan 6. Samsul Bahri selaku Atlit Binaan SMN Tanah Bumbu asal Ringkit Kusan Hulu.
selain diperkuat oleh Sekolah Beladiri Satria Muda Nusantara, Team Atlit Silat Budaya Tanah Bumbu juga ditopang bersama dengan Perguruan IKSPI Kera Sakti Tanah Bumbu, yakni oleh 7. Ardi Arfian siswa kelas XII MIA 4 Sungai Loban, 8. Ahmad Ahdis Syahri siswa kelas X IIS 4 SMAN 1 Sungai Loban, 9. Hendra Irawan siswa kelas XII MIA 2 SMAN 1 Sungai Loban, dan terakhir 10. Ahmad Yusril Saputera juga merupakan Atlit Binaan IKSPI Kerasakti.
menurut Muhammad Suryadi selaku ketua bidang silat budaya IPSI yang juga merupakan ofecial kontingen, mengaku kalau hasil yang dicapai atlit Tanah Bumbu ini masih jauh dari kata memuaskan, karen feforma anak anak didiknya ini belum maksimal, hal ini lantaran adanya kesalahan tekhnis pada operator musik, yang bertugas memutar kaset cd ataupun melalui flaskdisc. sehingga ketika atlit naik ke panggung, mereka terlihat bingung, karena musik yang diputar tidak sesuai dengan pakem permainan mereka.
” kita diminta menyerahkan kaset/cd/atau plaskdisc secara bersamaan dengan kontengen lainnya, dan waktunya sangat mepet untuk kroscek balik, selain atlit sudah naik ke panggung, saya pribadi juga harus mengetahui kesiapan segala sesuatu diatas panggung, terutama menyiapkan dan membaca narasi sehingga selesai pembacaan narasi, pesilat sudah harus tampil berikut dengan musik penggiring. namun sayang musiknya berbeda saat tampil” ujar Suryadi.
saat ditanyakan hal ini merupakan kesalahan murni dari tenaga tekhnisi operator musik, Suryadi hanya berkata ” wallahu alam”
meski demikian, Muhammad Suryadi yang didampingi sejumlah pengurus Asosiasi Perguruan Pencak Silat Budaya Indonesia (APPSBI) menyesalkan sikap Panitia yang tidak memiliki transfaransi dasar penilaian, sehingga terdapat sejumlah kontingen memainkan silat kreasi, justri meraih juara II, sedang msuik yang digunakan tidak sesuai dengan kemurnian kaidah pencak silat budaya (Tradisional).
“masa yang juara II itu main silatnya, pake musik group band wali” ada apa ini ? ujarnya.
Kenjanggalan lainnya, adalah perhelatan Festifal Silat Budaya Tingkat Nasional ini yang juga masih meninggalkan tanda tanya, adalah kurang kesiapan panitia pelaksana yang terlihat sangat jelas. Panggung Festifal ditiadakan panitia, sejumlah kategori penilaian hingga uang pembinaan bagi sang juara yang awalnya tetera di proposal undangan juga tidak tersedia sama sekali. Hadiah yang diterima mereka juara pertama sampai dengan peringkat lima besar, rata rata hanya mendapatkan medali dan sertifikat.
” nah peserta 1 team 10 orang, tapi yang dapet cum 5 pasang medali (meadli FORNAS -MENPORA dan FORMI APPSBI), kasian tidak semua atlit yang juara mendapatkannya, sehingga dibagi masing masing satu. semoga pengalaman ini menjadi pelajaran dan perhatian kita semua, agar kedepan perhelatan akbar berlebel Nasional dilain waktu kedepannya, panitia yang ditugaskan dapat menjaga amanah dan marwah pencak silat, sehingga pelaksanannya tidak terkesan asal asalan, sebagai sikap ketidak siapan panitia, yang selalu dijadikan alasan, padahal ajang ini tentu kita tahu bahwa persiapannya sejak jauh jauh hari ” ujar Suryadi.
pada perhelatan kali ini peraih juara I Tahun ini diraih oleh Kontingen Silat Budaya Banjarmasin, peringkat II diraih oleh Kontingen Atlit Jawa Tengah, Juara III Bersama adalah Kalimantan Timur, Jawa Timur dan Tanah Bumbu. (TFB)