Berikut Amalan Malam Hingga Hari Raya Iedul Fitri Sesuai Sunnah

676

Menjelang Memasuki Malam Iedul Fitri, Hendaknya umat Islam mulai menuntut ilmu dan mempersiapkan segala sesuatunya guna menghidupkan malam takbiran atau malam Hari Raya Idul Fitri sampai keesokan harinya dengan amalan-amalan yang dianjurkan Ulama Salaf Ahli Sunnah Waljamaah berdasarkan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Berikut Amalan Yang Iedul Fitri Hingga Pagi Hari

1. Adapun beberapa amalan-amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan seorang Muslim di malam takbiran sampai tiba hari lebaran, sesuai dengan pandangan Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin dalam kitab Busyral Karimnya diantaranya dengan menghidupkan hampir semalam suntuk ibadah baik sholat sunnah ataupun dzikir, Tasbih, Tahmid, dan Takbir,  serta ibadah lainnya, minimal melakukan sembahyang Isya dan Subuh berjamaah, atau bahkan sekadar sembahyang Subuh berjamaah, karena dikatakan “Siapa yang menghidupkan dua malam Id, maka Allah akan menghidupkan hatinya pada hari di mana hati manusia mati”. demikian penjelasan Syekh Sa’id bin Muhammad Ba’asyin.

2. hendaknya setiap Muslim mengumandangkan takbir sebanyak-banyaknya. Sebab hal ini sangat dianjurkan untuk dilakukan. Hal ini disebutkan bahwa anjuran memperbanyak membaca takbir atau lazim disebut takbiran ini datang dari Rasulullah dalam sebuah haditsnya,

زينوا اعيادكم بالتكبير “
Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir.”

Juga sabda Nabi Muhammad:

اكثروا من التكبير ليلة العيدين فانهم يهدم الذنوب هدما “
Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (fitri dan adha) karena hal dapat melebur dosa-dosa.”
Berikut lafal takbiran yang singkat dan lebih umum:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allahu akbar (3x), laa ilaaha illallaahu wallahu akbar, allahu akbar wa lillahil-hamdu

3. Sunnah untuk mandi sunnah Idul Fitri. Sebab setiap Muslim, laki-laki dan perempuan, bahkan perempuan yang tengah haid dan dalam keadaan nifas, disunnahkan untuk mandi sunnah Idul Fitri. Kesunnahan ini juga berlaku bagi yang tidak menghadiri shalat Idul Fitri, seperti orang sakit.

waktu mandi sunnah ini dimulai sejak tengah malam Idul Fitri sampai tenggelamnya matahari di keesokan harinya. Menurut Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Tuhfah al-Habib ‘Ala Syarh al-Khathib, mandi sunnah Idul Fitri ini lebih utama dilakukan setelah terbit fajar.
Ini lafal niat mandi sunnah Idul Fitri:
نَوَيْتُ غُسْلَ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu ghusla ‘idil fithri sunnatan lillahi ta’ala :  “Aku niat mandi Idul fitri, sunnah karena Allah ta’ala.”

Baca Juga  Sepenggal Kisah Isra Miraj Nabi Muhammad
4. Amalan sunnah yang juga sangat dianjurkan untuk dilakukan pada saat hari lebaran Idul Fitri adalah berhias dan memakai pakaian yang baru atau bersih dengan warna yang indah. berbeda halnya dengan Hari Jumat, setiap laki laki yang hendak sholat jumat  disunnahkan mengenakan pakaian putih, namun jika dihari ied hendaknya mengenakan dengan pakaian yang berwarna.

Maksud hari Id adalah menampakkan nikmat Allah. Karenanya mengenakan pakaian terbaik itu lebih utama. Sedangkan tujuan hari Jumat adalah menampakkan kesempurnaan karena itu mengenakan pakaian putih itu yang terbaik.

5. Sunnah mendatangani tempat sholat ied dengan berjalan kaki.
مِنْ السُّنَّةِ أَنْ يَخْرُجَ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا

“Termasuk sunnah Nabi adalah keluar menuju tempat shalat Id dengan berjalan.” (HR al-Tirmidzi dan beliau menyatakannya sebagai hadits Hasan)

Sementara Syekh Zakariyya al-Anshari daam kitab Asna al-Mathalib menyatakan, bagi orang yang tidak mampu berjalan kaki seperti orang tua dan orang lumpuh, atau tempat sholat yang terlampau jauh maka diperbolehkan untuk menaiki kendaraan. Demikian pula boleh kepulangan dari shalat Id dilakukan dengan tidak berjalan kaki. Hendaknya pula, ketika berangkat menuju tempat sholat dan pulangnya mengambil jalan yang berbeda ketika berjalan kaki.

6. Sunnah makan terlebih dulu sebelum berangkat ke tempat shalat Id.
Dijelaskan bahwa ada hadits yang menjadi dasar kesunnahan makan sebelum menuju tempat shalat Id.
Hadits ini ditulis oleh Imam Jalaludin As-Suyuthi di dalam kitab Al-Jâmi’us Shaghîr.
كَانَ لَا يَغْدُو يَوْم الْفطر حَتَّى يَأْكُل سبع تمرات
“Rasulullah tidak pergi untuk melakukan shalat Idul Fitri sampai beliau memakan tujuh buah kurma.”
Dalam riwayat lain disebutkan:
كانَ رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يغدو يومَ الفِطْرِ حتى يأكلَ تَمَرَاتٍ ويأكُلُهنَّ وِترًا

“Rasulullah tidak pergi untuk melaksanakan shalat Idul Fitri sampai beliau memakan beberapa butir kurma. Beliau memakannya ganjil.”

7. Menunaikan zakat fitrah sebelum shalat Id, merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan.

Dijelaskan bahwa sejak malam takbiran sampai pagi sebelum shalat Idul Fitri merupakan waktu yang disunnahkan untuk membayar zakat fitrah. Pembayaran zakat fitrah sebelum shalat Id lebih utama. Hikmah di balik itu bertujuan agar orang fakir yang menerimanya tidak melalaikan shalat Id karena sibuk mengemis untuk mencukupi kebutuhannya, demikian penjelasan Syekh Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki dalam kitab Ibanatul Ahkam.

Baca Juga  Haji Umur 2 Bulan Sah Menurut Agama - Habib Hasan Bin Ismail Al Muhdor
8. Pada saat Hari Raya Idul Fitri, umat Islam dapat melakukan amalan sunnah dengan bersedekah semampunya.
Terdapat setidaknya 5 faidah bersedekah yang akan mendapatkan pahala berlipat ganda, sebagaimana diungkap Imam As-Suyuthi dalam kitab Khumasi dan dikutip Sayyid Abdurrohman bin Muhammad dalam kitab Bughyatul Musytarsyidin.
Faidah bersedekah itu adalah :
(1) pahala 10 kali lipat yaitu bersedekah kepada orang yang sehat wal afiyat;
(2) pahala 90 kali lipat yaitu bersedekah kepada orang buta dan yang terkena musibah;
(3) pahala 900 kali lipat yaitu bersedekah kepada kerabat yang membutuhkan;
(4) pahala 100 ribu kali lipat yaitu bersedekah kepada kedua orang tua;

(5) pahala 900 ribu kali lipat yaitu bersedekah kepada ulama atau fuqaha.

9. Amalan sunnah yang dianjurkan dalam Hari Raya Idul Fitri adalah bersilaturahim.
Satu sama lain saling berkunjung dan saling menyampaikan ucapan selamat hari raya. Sebab terdapat 10 keutamaan silaturahim sebagaimana diungkap oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Hasyiyatul Bujairimi alal Khatib.
Ini adalah 10 Keutamaan orang yang senantiasa menyambung Silaturami, Di antara keutamaan itu adalah :
(1) mendatangkan ridha Allah;
(2) membuat kerabat yang dikunjungi merasa bahagia;
(3) membuat bahagia malaikat karena malaikat menyukai orang yang menjaga silaturahim; (4) menciptakan kesan baik atau positif dari orang yang beriman terhadap mereka yang melakukan silaturahim;
(5) membuat hati dan pikiran iblis resah karena mereka menginginkan perpecahan umat Muslim;
(6) memberi keberkahan umur;
(7) rezeki bertambah berkah;
(8) membuat bahagia orang tua, kakek, dan nenek yang sudah wafat, karena mereka senang mengetahui keturunannya menjaga silaturahim;
(9) menambah kewibawaan atau kehormatan bagi orang yang menjaga silaturahim;
(10) menambahkan pahala setelah orang yang menjaga silaturahim wafat karena para kerabat menyebut kebaikannya saat masih hidupnya.
Penulis : Ust. Muh. Fadli bin Aqif, Pengasuh Majlis Hikmatul Muhibbin
Foto : Ilustrasi Pelaksanaan Sholat Ied