Fokusbatulicin.Net – Dari pantuan tadi pagi (30/09) terlihat kobaran api dan asap tebal membumbung tinggi di sejumlah titik hotspot kebakaran lahan gambut pada sepanjang jalan lingkar Km30 Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.
Sejumlah Pemadam bergerak melakukan pemadaman, namun sangat disayangkan, tidak semua titik api berhasil dipadamkan. selain lokasi yang cukup luas, kondisi kebakaran ini telah berlangsung sejak beberapa hari yang lalu.
sejumlah pengguna jalan, mengaku kesulitan saat melintas dijalan ini, selain asap tebal yang mengganggu, kabut asap ini juga menyesakkan dada. sehingga sejumlah pengguna jalan lebih memilih berhenti dipinggiran jalan, sambil menunggu padamnya kobaran api dan kepungan asap.
Sekedar diketahui, berdasarkan rekapitulasi kejadian Karhutla di Tanah Bumbu sampai saat ini sebanyak 165 kasus yang tersebar di 47 Desa di 8 Kecamatan se-Tanbu. Adapun total luas lahan yaitu 629,95 Ha.
Demikian terungkap saat rapat kordinasi dan evaluasi penanganan bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Tanah Bumbu, bertempat di Ruang Rapat Kantor Bupati di Gunung Tinggi Batulicin, Kamis tadi.
Rapat Koordinasi Evaluasi Karhutla di ikuti Staf Ahli Bupati, Kodim 1022 Tanbu, Polres Tanbu, SKPD terkait lingkup Pemkab Tanbu, Camat, Perusahaan dan lainnya.
Wabup H Ready Kambo Wakil Bupati Tanah Bumbu yang hadir saat membuka Rakor Evaluasi Karhutla berharap kedepanya tidak terjadi lagi Karhutla yang mengakibatkan kabut asap di Tanbu. Sejumlah rumusanpun digadang mampu menjadi landasan kesepahaman dalam penyusunan perencanaan penanggulangan bencana, agar mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mengambil tindakan pencegahan dan mitigasi bencana.
Eryanto Rais selaku Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menjelaskan maksud dan tujuan dilaksanakanya rakor evaluasi karhutla untuk menyamakan pemahaman dan langkah kerja juga sebagai evaluasi dalam upaya penanganan dan pengendalian karhutla yang hampir memasuki bulan ketiga.
“Rapat ini juga untuk meminta masukan dan saran kepada semua pihak terkait kondisi terkini dan upaya selanjutnya yang dilakukan untuk penanganan dan pengendalian karhutla di Tanbu. Termasuk didalamnya melibatkan pihak Kecamatan dan Pemerintah Desa,” sebut Eryanto.
Ia mengakui, ada beberapa permasalahan yang dihadapi terkait pemadaman karhutla di Tanbu. Diantaranya luasnya wilayah Tanah Bumbu sehingga menyulitkan pihak yang terlibat dalam penanganan dan pengendalian karhutla menjangkau titik lokasi yang terbakar. Ditambah pula wilayah yang dilalui tidak bisa ditembus dengan mobil.
Permasalahan lainya yaitu tidak adanya sumber air untuk melakukan pemadaman karena disaat bersamaan terjadi kekeringan akibat musim kemarau.
“Kendala yang dihadapi pada pemadaman karhutla diantaranya lokasi kebakaran yang sulit dijangkau, karakteristik lahan gambut yang sulit dipadamkan, luasnya lahan yang terbakar, alat pemadam atau perlengkapan yang terbatas, terbatasnya sumber air dilapangan, cuaca yang panas dan tiupan angin yang kencang, tidak adanya awan cumulonimbus atau awan hujan, tingkat kesadaran atau prilaku masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar,” ujarnya.
Beberapa upaya juga telah dilakukan dalam rangka pengendalian karhutla di Tanbu seperti pembentukan posko siaga secara terpadu, patroli pencegahan kebakaran hutan dan lahan, serta menyiapkan regu dan peralatan pemadam kebakaran. (TFB)